Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Brasil Alami Kekeringan Terburuk Sejak 70 Tahun Terakhir

Foto udara menunjukkan dasar Sungai Taruma Acu yang kering, anak sungai Rio Negro selama kekeringan terburuk yang pernah tercatat di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly
Foto udara menunjukkan dasar Sungai Taruma Acu yang kering, anak sungai Rio Negro selama kekeringan terburuk yang pernah tercatat di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly

17 Oktober 2024 00:00 WIB

Foto udara menunjukkan rumah-rumah dan perahu-perahu terapung di dasar sungai Taruma Acu yang kering, saat badan pemantauan bencana nasional Cemaden menyebutnya kekeringan terburuk di Brasil setidaknya sejak tahun 1950-an, di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly
Foto udara menunjukkan rumah-rumah dan perahu-perahu terapung di dasar sungai Taruma Acu yang kering, saat badan pemantauan bencana nasional Cemaden menyebutnya kekeringan terburuk di Brasil setidaknya sejak tahun 1950-an, di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly

17 Oktober 2024 00:00 WIB

Jaelton Leite Pimentel bersama istrinya Zequieli Cavalcante  dan putrinya Jamim, berpose di luar rumah terapung mereka di dasar sungai Taruma Acu yang kering, anak sungai Rio Negro, saat masa yang disebut oleh badan pemantauan bencana nasional Cemaden sebagai kekeringan terburuk di Brasil setidaknya sejak tahun 1950-an, dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly
Jaelton Leite Pimentel bersama istrinya Zequieli Cavalcante dan putrinya Jamim, berpose di luar rumah terapung mereka di dasar sungai Taruma Acu yang kering, anak sungai Rio Negro, saat masa yang disebut oleh badan pemantauan bencana nasional Cemaden sebagai kekeringan terburuk di Brasil setidaknya sejak tahun 1950-an, dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly

17 Oktober 2024 00:00 WIB

Foto udara menunjukkan dasar sungai Taruma Acu yang kering saat masa yang disebut oleh badan pemantauan bencana nasional Cemaden sebagai kekeringan terburuk di Brasil sejak setidaknya tahun 1950-an, di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly
Foto udara menunjukkan dasar sungai Taruma Acu yang kering saat masa yang disebut oleh badan pemantauan bencana nasional Cemaden sebagai kekeringan terburuk di Brasil sejak setidaknya tahun 1950-an, di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly

17 Oktober 2024 00:00 WIB

Sebuah perahu berada di dasar sungai Taruma Acu yang kering, anak sungai Rio Negro, selama masa yang disebut oleh badan pemantauan bencana nasional Cemaden sebagai kekeringan terburuk di Brasil sejak setidaknya tahun 1950-an, di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly
Sebuah perahu berada di dasar sungai Taruma Acu yang kering, anak sungai Rio Negro, selama masa yang disebut oleh badan pemantauan bencana nasional Cemaden sebagai kekeringan terburuk di Brasil sejak setidaknya tahun 1950-an, di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly

17 Oktober 2024 00:00 WIB

Foto udara menunjukkan dasar sungai Taruma Acu yang kering saat masa yang disebut oleh badan pemantauan bencana nasional Cemaden sebagai kekeringan terburuk di Brasil sejak setidaknya tahun 1950-an, di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly
Foto udara menunjukkan dasar sungai Taruma Acu yang kering saat masa yang disebut oleh badan pemantauan bencana nasional Cemaden sebagai kekeringan terburuk di Brasil sejak setidaknya tahun 1950-an, di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly

17 Oktober 2024 00:00 WIB