Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

180 Orang Telah Tewas Semenjak Kudeta Militer Myanmar Hingga Kini

Editor

Seorang anggota keluarga menangis di dekat mayat Saw Pyae Naing (21) yang ditembak dan dibunuh dalam aksi protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 13 Maret 2021. Jumlah masyarakat sipil yang tewas di Myanmar terus bertambah sejak kudeta militer 1 Februari. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan setidaknya 183 orang tewas oleh pasukan keamanan dalam beberapa pekan terakhir. REUTERS/Stringer
Seorang anggota keluarga menangis di dekat mayat Saw Pyae Naing (21) yang ditembak dan dibunuh dalam aksi protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 13 Maret 2021. Jumlah masyarakat sipil yang tewas di Myanmar terus bertambah sejak kudeta militer 1 Februari. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan setidaknya 183 orang tewas oleh pasukan keamanan dalam beberapa pekan terakhir. REUTERS/Stringer

16 Maret 2021 00:00 WIB

Petugas keamanan menyeret seorang pengunjuk rasa yang terluka selama protes anti-kudeta di Tamwe, Yangon, Myanmar, 14 Maret 2021.  Sedikitnya 59 demonstran Myanmar tewas dan 129 terluka akibat kekerasan yang dilakukan aparat keamanan dalam demonstrasi di seluruh Myanmar pada Ahad, menurut sumber dari tiga wilayah rumah sakit, Myanmar Now melaporkan. Video obtained by REUTERS
Petugas keamanan menyeret seorang pengunjuk rasa yang terluka selama protes anti-kudeta di Tamwe, Yangon, Myanmar, 14 Maret 2021. Sedikitnya 59 demonstran Myanmar tewas dan 129 terluka akibat kekerasan yang dilakukan aparat keamanan dalam demonstrasi di seluruh Myanmar pada Ahad, menurut sumber dari tiga wilayah rumah sakit, Myanmar Now melaporkan. Video obtained by REUTERS

16 Maret 2021 00:00 WIB

Kerabat menangis di atas tubuh Min Khant Soe, yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan pada para demonstran dalam aksi anti-kudeta di Yangon, Myanmar 15 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Kerabat menangis di atas tubuh Min Khant Soe, yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan pada para demonstran dalam aksi anti-kudeta di Yangon, Myanmar 15 Maret 2021. REUTERS/Stringer

16 Maret 2021 00:00 WIB

Orang-orang menarik Shell Ye Win (24) yang ditembak saat pasukan keamanan dalam aksi protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 14 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Orang-orang menarik Shell Ye Win (24) yang ditembak saat pasukan keamanan dalam aksi protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 14 Maret 2021. REUTERS/Stringer

16 Maret 2021 00:00 WIB

Orang-orang bereaksi saat mereka menghadiri pemakaman Khant Nyar Hein, mahasiswa kedokteran berusia 19 tahun yang ditembak dan dibunuh selama tindakan keras pasukan keamanan terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta di Yangon, Myanmar, 16 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Orang-orang bereaksi saat mereka menghadiri pemakaman Khant Nyar Hein, mahasiswa kedokteran berusia 19 tahun yang ditembak dan dibunuh selama tindakan keras pasukan keamanan terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta di Yangon, Myanmar, 16 Maret 2021. REUTERS/Stringer

16 Maret 2021 00:00 WIB

Seorang wanita menangis di dekat jenazah Lin Htet, yang tewas dalam protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 12 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Seorang wanita menangis di dekat jenazah Lin Htet, yang tewas dalam protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 12 Maret 2021. REUTERS/Stringer

16 Maret 2021 00:00 WIB