Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Spesies Baru Katak Labu yang Bisa Bersinar di Bawah Sinar UV

Baru-baru ini ilmuwan berhasil mengidentifikasi katak spesies baru katak labu yang beracun di hutan Brasil. Katak seukuran kuku ibu jari orang dewasa ini memiliki warna tubuh kuning terang. PLOS One
Baru-baru ini ilmuwan berhasil mengidentifikasi katak spesies baru katak labu yang beracun di hutan Brasil. Katak seukuran kuku ibu jari orang dewasa ini memiliki warna tubuh kuning terang. PLOS One

7 Mei 2021 00:00 WIB

Katak yang memiliki kulit dan tulang berwarna cerah ini dapat berpendar di bawah sinar UV yang memberikan sebuah ciri yang masih misterius bagi para peneliti. Katak labu yang baru ditemukan ini diberi nama ilmiah Brachycephalus rotenbergae. PLOS One
Katak yang memiliki kulit dan tulang berwarna cerah ini dapat berpendar di bawah sinar UV yang memberikan sebuah ciri yang masih misterius bagi para peneliti. Katak labu yang baru ditemukan ini diberi nama ilmiah Brachycephalus rotenbergae. PLOS One

7 Mei 2021 00:00 WIB

Katak ini hidup di serasah daun hutan dan aktif pada siang hari. Katak spesies baru ini memiliki bintik  hitam yang memudar di tengkoraknya. Ciri tersebut tidak terlihat pada spesies terkait lainnya. PLOS One
Katak ini hidup di serasah daun hutan dan aktif pada siang hari. Katak spesies baru ini memiliki bintik hitam yang memudar di tengkoraknya. Ciri tersebut tidak terlihat pada spesies terkait lainnya. PLOS One

7 Mei 2021 00:00 WIB

Katak Brachycephalus rotenbergae itu memiliki racun. Hingga kini, peneliti belum dapat memastikan berapa lama umur katak itu dan seberapa banyak jumlah mereka di alam liar. PLOS One
Katak Brachycephalus rotenbergae itu memiliki racun. Hingga kini, peneliti belum dapat memastikan berapa lama umur katak itu dan seberapa banyak jumlah mereka di alam liar. PLOS One

7 Mei 2021 00:00 WIB