Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kegarangan Commando, Pasukan Elite Afghanistan yang Berjanji Habisi Taliban

Afghan National Army (ANA) Commando merupakan pasukan komando elit Tentara Nasional Afghanistan. Pasukan elite ini menolak tunduk dan berjanji akan menumpas habis Taliban di tengah persiapan untuk memberi perlawanan. REUTERS/Mohammad Ismail
Afghan National Army (ANA) Commando merupakan pasukan komando elit Tentara Nasional Afghanistan. Pasukan elite ini menolak tunduk dan berjanji akan menumpas habis Taliban di tengah persiapan untuk memberi perlawanan. REUTERS/Mohammad Ismail

21 Agustus 2021 00:00 WIB

Pada 17 Agustus 2021, pasukan ANA Commando yang selamat dilaporkan pindah ke Panjshir, di timur laut Afghanistan. Di provinsi yang belum pernah ditaklukkan Taliban itu, pasukan ini bergabung dengan mantan Wakil Presiden Amrullah Salleh dan Ahmad Massoud, putra Ahmed Shah Massoud, mendiang pemimpin milisi Aliansi Utara. REUTERS/Mohammad Ismail
Pada 17 Agustus 2021, pasukan ANA Commando yang selamat dilaporkan pindah ke Panjshir, di timur laut Afghanistan. Di provinsi yang belum pernah ditaklukkan Taliban itu, pasukan ini bergabung dengan mantan Wakil Presiden Amrullah Salleh dan Ahmad Massoud, putra Ahmed Shah Massoud, mendiang pemimpin milisi Aliansi Utara. REUTERS/Mohammad Ismail

21 Agustus 2021 00:00 WIB

Tentara ANA Commando turun dari helikopter UH-60 Black Hawk selama misi di distrik Chawkai, Afghanistan, 25 Februari 2012. Pasukan elite ini dibentuk pada 2007, dan mendapatkan pelatihan khusus dari Pasukan Operasi Khusus Amerika Serikat dan Pasukan Khusus Prancis. US Navy/Clayton Weis
Tentara ANA Commando turun dari helikopter UH-60 Black Hawk selama misi di distrik Chawkai, Afghanistan, 25 Februari 2012. Pasukan elite ini dibentuk pada 2007, dan mendapatkan pelatihan khusus dari Pasukan Operasi Khusus Amerika Serikat dan Pasukan Khusus Prancis. US Navy/Clayton Weis

21 Agustus 2021 00:00 WIB

Lencana Pasukan elite Afghanistan, ANA Commando. Pada 2017, ANA Commando memiliki 21.000 anggota dengan keterampilan khusus di bidang Kontra-terorisme, Pengintaian mortir, perawatan medis, dan komunikasi. US ARMY/ Sersan Teddy Wade
Lencana Pasukan elite Afghanistan, ANA Commando. Pada 2017, ANA Commando memiliki 21.000 anggota dengan keterampilan khusus di bidang Kontra-terorisme, Pengintaian mortir, perawatan medis, dan komunikasi. US ARMY/ Sersan Teddy Wade

21 Agustus 2021 00:00 WIB

Anggota Pasukan Khusus Afghanistan, ANA Commando salat di jalan raya sebelum misi tempur melawan Taliban, di provinsi Kandahar, Afghanistan, 11 Juli 2021. Puluhan anggota komando elite itu dieksekusi secara brutal setelah kehabisan peluru saat melawan Taliban di Dawlat Abad, setelah AS dan pasukan NATO angkat kaki dari Afghanistan. REUTERS/Danish Siddiqui
Anggota Pasukan Khusus Afghanistan, ANA Commando salat di jalan raya sebelum misi tempur melawan Taliban, di provinsi Kandahar, Afghanistan, 11 Juli 2021. Puluhan anggota komando elite itu dieksekusi secara brutal setelah kehabisan peluru saat melawan Taliban di Dawlat Abad, setelah AS dan pasukan NATO angkat kaki dari Afghanistan. REUTERS/Danish Siddiqui

21 Agustus 2021 00:00 WIB

Anggota ANA Commando bersiap-siap sebelum misi tempur melawan Taliban, di provinsi Kandahar, Afghanistan, 11 Juli 2021. Pasukan elite Afghanistan ini dikabarkan mendapat tambahan kekuatan dari para milisi, bekas tentara dan warga yang menolak menyerah terhadap Taliban. REUTERS/Danish Siddiqui
Anggota ANA Commando bersiap-siap sebelum misi tempur melawan Taliban, di provinsi Kandahar, Afghanistan, 11 Juli 2021. Pasukan elite Afghanistan ini dikabarkan mendapat tambahan kekuatan dari para milisi, bekas tentara dan warga yang menolak menyerah terhadap Taliban. REUTERS/Danish Siddiqui

21 Agustus 2021 00:00 WIB