Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelaku Pelecehan Seksual Divonis 120 Tahun di Guatemala

Korban kekerasan seksual, yang menutupi wajahnya, merayakan saat pembacaan vonis bersalah untuk mantan perwira militer dan paramiliter  di dalam ruang sidang di kota Guatemala, 26 Februari 2016. Sejumlah pria divonis bersalah atas pelecehan seksual terhadap perempuan pribumi. AP/Moises Castillo
Korban kekerasan seksual, yang menutupi wajahnya, merayakan saat pembacaan vonis bersalah untuk mantan perwira militer dan paramiliter di dalam ruang sidang di kota Guatemala, 26 Februari 2016. Sejumlah pria divonis bersalah atas pelecehan seksual terhadap perempuan pribumi. AP/Moises Castillo

27 Februari 2016 00:00 WIB

Aktivis HAM, Rosalina Tuyuc (kanan), memeluk korban pelecehan seksual usain sidang pembacaan vonis di kota Guatemala, 26 Februari 2016. Pelaku pelecehan seksual yang merupakan mantan tentara dijatuhi hukuman 120 tahun hingga 240 tahun penjara. AP/Moises Castillo
Aktivis HAM, Rosalina Tuyuc (kanan), memeluk korban pelecehan seksual usain sidang pembacaan vonis di kota Guatemala, 26 Februari 2016. Pelaku pelecehan seksual yang merupakan mantan tentara dijatuhi hukuman 120 tahun hingga 240 tahun penjara. AP/Moises Castillo

27 Februari 2016 00:00 WIB

Mantan perwira militer, Esteelmer Francisco Reyes Giron, tiba dalam sidang vonis di Kota Guatemala, 26 Februari 2016. Giron dinyatakan bersalah menyekap dan melecehkan 15 wanita dan membunuh seorang wanita serta dua putrinya. AP/Moises Castillo
Mantan perwira militer, Esteelmer Francisco Reyes Giron, tiba dalam sidang vonis di Kota Guatemala, 26 Februari 2016. Giron dinyatakan bersalah menyekap dan melecehkan 15 wanita dan membunuh seorang wanita serta dua putrinya. AP/Moises Castillo

27 Februari 2016 00:00 WIB

Perempuan memegang pesan dukungan dari warga dari seluruh dunia untuk perempuan pribumi korban kekerasan seksual selama perang sipil Guatemala, di Kota Guatemala City, 25 Februari 2016. Sejumlah perempuan pribumi dari masyarakat Q'eqchi  mengalami perbudakan seksual dan domestik pada tahun 1982. Luis Soto/AP
Perempuan memegang pesan dukungan dari warga dari seluruh dunia untuk perempuan pribumi korban kekerasan seksual selama perang sipil Guatemala, di Kota Guatemala City, 25 Februari 2016. Sejumlah perempuan pribumi dari masyarakat Q'eqchi mengalami perbudakan seksual dan domestik pada tahun 1982. Luis Soto/AP

27 Februari 2016 00:00 WIB

Korban kekerasan seksual dan pendukung merayakan pembacaan vonis bersalah oleh hakim dalam sidang di kota Guatemala, 26 Februari 2016. Para korban mengalami pelecehan seksual dan psikologis yang diderita selama enam bulan di sebuah pangkalan militer. AP/Moises Castillo
Korban kekerasan seksual dan pendukung merayakan pembacaan vonis bersalah oleh hakim dalam sidang di kota Guatemala, 26 Februari 2016. Para korban mengalami pelecehan seksual dan psikologis yang diderita selama enam bulan di sebuah pangkalan militer. AP/Moises Castillo

27 Februari 2016 00:00 WIB

Korban pelecehan seksual, menerima surat pesan dukungan dari warga dari seluruh dunia, yang diterjemahkan ke bahasa q'eqchi, di ruang sidang di Kota Guatemala, 25 Februari, 2016. AP/Luis Soto
Korban pelecehan seksual, menerima surat pesan dukungan dari warga dari seluruh dunia, yang diterjemahkan ke bahasa q'eqchi, di ruang sidang di Kota Guatemala, 25 Februari, 2016. AP/Luis Soto

27 Februari 2016 00:00 WIB