Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

166 Titik Panas, Asap Karhutla Selimuti Kota Jambi

Editor

Warga menggunakan perahu menyeberangi Sungai Batanghari di bawah Jembatan Gentala Arasy yang diselimuti kabut asap karhutla, Jambi, Kamis 19 September 2019. Satelit Terra dan Aqua mendeteksi sebanyak 166 titik panas di Jambi pada Kamis (19/9/2019). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Warga menggunakan perahu menyeberangi Sungai Batanghari di bawah Jembatan Gentala Arasy yang diselimuti kabut asap karhutla, Jambi, Kamis 19 September 2019. Satelit Terra dan Aqua mendeteksi sebanyak 166 titik panas di Jambi pada Kamis (19/9/2019). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

19 September 2019 00:00 WIB

Warga menggunakan perahu menyeberangi Sungai Batanghari di bawah Jembatan Gentala Arasy yang diselimuti kabut asap karhutla, Jambi, Kamis 19 September 2019. Satelit Terra dan Aqua mendeteksi sebanyak 166 titik panas di Jambi pada Kamis (19/9/2019). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Warga menggunakan perahu menyeberangi Sungai Batanghari di bawah Jembatan Gentala Arasy yang diselimuti kabut asap karhutla, Jambi, Kamis 19 September 2019. Satelit Terra dan Aqua mendeteksi sebanyak 166 titik panas di Jambi pada Kamis (19/9/2019). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

19 September 2019 00:00 WIB

Orang tua murid menjemput pulang anaknya saat ada kebijakan pemulangan siswa lebih awal di SDN 212/IV Kota Jambi, Jambi, Kamis 19 September 2019. Pihak sekolah memulangkan siswa kelas pagi mereka lebih awal dari jadwal normal karena bertambah pekatnya terpaan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ke daerah itu. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawana
Orang tua murid menjemput pulang anaknya saat ada kebijakan pemulangan siswa lebih awal di SDN 212/IV Kota Jambi, Jambi, Kamis 19 September 2019. Pihak sekolah memulangkan siswa kelas pagi mereka lebih awal dari jadwal normal karena bertambah pekatnya terpaan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ke daerah itu. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawana

19 September 2019 00:00 WIB

Petugas membantu penumpang pesawat udara menuju terminal kedatangan di Bandara Sultan Thaha yang diselimuti kabut asap di Jambi, Rabu 18 September 2019. Kota Jambi dan sejumlah daerah di provinsi itu masih terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang bertambah pekat pada malam hingga pagi hari. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Petugas membantu penumpang pesawat udara menuju terminal kedatangan di Bandara Sultan Thaha yang diselimuti kabut asap di Jambi, Rabu 18 September 2019. Kota Jambi dan sejumlah daerah di provinsi itu masih terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang bertambah pekat pada malam hingga pagi hari. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

19 September 2019 00:00 WIB

Patung Tari Sekapur Sirih dipasangi masker di Jambi, Kamis 19 September 2019. Pemasangan masker pada patung
Patung Tari Sekapur Sirih dipasangi masker di Jambi, Kamis 19 September 2019. Pemasangan masker pada patung "selamat datang" di Kota Jambi oleh aktivis Tajri Dannur tersebut sebagai bentuk protesnya terhadap persoalan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

19 September 2019 00:00 WIB

Pengemudi kapal cepat menyusuri Sungai Batanghari yang diselimuti kabut asap di Simpang, Berbak, Tanjungjabung Timur, Jambi, Sabtu 14 September 2019. Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu telah mengganggu lalu lintas kapal karena membatasi jarak pandang. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Pengemudi kapal cepat menyusuri Sungai Batanghari yang diselimuti kabut asap di Simpang, Berbak, Tanjungjabung Timur, Jambi, Sabtu 14 September 2019. Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu telah mengganggu lalu lintas kapal karena membatasi jarak pandang. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

19 September 2019 00:00 WIB