Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahal dan Langka, Pelajar SMK di Malang Ciptakan Hand Sanitizer

Editor

Pelajar menunjukkan cairan antiseptik atau hand sanitizer buatannya di Laboratorium Farmasi SMK Prajna Paramita, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. Permintaan cairan antiseptik dari alkohol dan lidah buaya (aloevera) buatan siswa SMK tersebut meningkat dari 50 botol menjadi 500 botol atau sepuluh kali lipat per hari pasca langkanya hand sanitizer di pasaran seiring merebaknya virus Corona. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Pelajar menunjukkan cairan antiseptik atau hand sanitizer buatannya di Laboratorium Farmasi SMK Prajna Paramita, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. Permintaan cairan antiseptik dari alkohol dan lidah buaya (aloevera) buatan siswa SMK tersebut meningkat dari 50 botol menjadi 500 botol atau sepuluh kali lipat per hari pasca langkanya hand sanitizer di pasaran seiring merebaknya virus Corona. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

5 Maret 2020 00:00 WIB

Pelajar membuat cairan antiseptik atau hand sanitizer dari alkohol dan lidah buaya (aloevera) di Laboratorium Farmasi SMK Prajna Paramita, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. Permintaan cairan antiseptik buatan siswa SMK tersebut meningkat dari 50 botol menjadi 500 botol atau sepuluh kali lipat per hari pasca langkanya hand sanitizer di pasaran seiring merebaknya virus Corona. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Pelajar membuat cairan antiseptik atau hand sanitizer dari alkohol dan lidah buaya (aloevera) di Laboratorium Farmasi SMK Prajna Paramita, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. Permintaan cairan antiseptik buatan siswa SMK tersebut meningkat dari 50 botol menjadi 500 botol atau sepuluh kali lipat per hari pasca langkanya hand sanitizer di pasaran seiring merebaknya virus Corona. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

5 Maret 2020 00:00 WIB

Pelajar menunjukkan salah satu bahan untuk membuat cairan antiseptik atau hand sanitizer yakni berupa lidah buaya (aloevera) di Laboratorium Farmasi SMK Prajna Paramita, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. Permintaan cairan antiseptik buatan siswa SMK tersebut meningkat dari 50 botol menjadi 500 botol atau sepuluh kali lipat per hari pasca langkanya hand sanitizer di pasaran seiring merebaknya virus Corona. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Pelajar menunjukkan salah satu bahan untuk membuat cairan antiseptik atau hand sanitizer yakni berupa lidah buaya (aloevera) di Laboratorium Farmasi SMK Prajna Paramita, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. Permintaan cairan antiseptik buatan siswa SMK tersebut meningkat dari 50 botol menjadi 500 botol atau sepuluh kali lipat per hari pasca langkanya hand sanitizer di pasaran seiring merebaknya virus Corona. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

5 Maret 2020 00:00 WIB

Pelajar SMK Prajnaparamita Prodi Farmasi menunjukkan Hand Sanitizer di Laboratorium Farmasi SMK Prajnaparamita, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Pelajar SMK Prajnaparamita Prodi Farmasi menunjukkan Hand Sanitizer di Laboratorium Farmasi SMK Prajnaparamita, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. TEMPO/Aris Novia Hidayat

5 Maret 2020 00:00 WIB

Pelajar SMK Prajnaparamita Prodi Farmasi membuat Hand Sanitizer di Laboratorium Farmasi SMK Prajnaparamita, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Pelajar SMK Prajnaparamita Prodi Farmasi membuat Hand Sanitizer di Laboratorium Farmasi SMK Prajnaparamita, Malang, Jawa Timur, Kamis 5 Maret 2020. TEMPO/Aris Novia Hidayat

5 Maret 2020 00:00 WIB