Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benteng Terakhir Konservasi Maskot Jakarta, Salak Condet

Editor

Patung maskot Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta berdiri di salah satu taman di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC) di Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Bukan Tugu Monas dan bukan pula ondel-ondel. Maskot Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah salak condet (Salacca zalacca) dan burung elang bondol (Haliastur indus) sesuai keputusan Gubernur Ali Sadikin Nomor 1796 Tahun 1989. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Patung maskot Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta berdiri di salah satu taman di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC) di Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Bukan Tugu Monas dan bukan pula ondel-ondel. Maskot Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah salak condet (Salacca zalacca) dan burung elang bondol (Haliastur indus) sesuai keputusan Gubernur Ali Sadikin Nomor 1796 Tahun 1989. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

9 Juli 2021 00:00 WIB

Warga melintas di gerbang masuk Kebun Cagar Buah Condet, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Melalui pembebasan kebun salak warga setempat yang tersisa, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadikan KCBC sebagai lahan konservasi buah berkulit sisik coklat kehitaman itu. Proses pendiriannya sendiri berlangsung dari 2005 hingga 2007. Kini kebun ini memiliki luas 3,7 hektar dengan sekitar 3.000 tanaman salak condet produktif yang tumbuh di dalamnya. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Warga melintas di gerbang masuk Kebun Cagar Buah Condet, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Melalui pembebasan kebun salak warga setempat yang tersisa, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadikan KCBC sebagai lahan konservasi buah berkulit sisik coklat kehitaman itu. Proses pendiriannya sendiri berlangsung dari 2005 hingga 2007. Kini kebun ini memiliki luas 3,7 hektar dengan sekitar 3.000 tanaman salak condet produktif yang tumbuh di dalamnya. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

9 Juli 2021 00:00 WIB

Petugas menyiram tanaman salak condet di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC), Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Empat dari beberapa warga yang dahulunya merupakan pemilik lahan kebun salak condet kini bekerja mengabdi sebagai perawat tanaman di lahan konservasi itu. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Petugas menyiram tanaman salak condet di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC), Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Empat dari beberapa warga yang dahulunya merupakan pemilik lahan kebun salak condet kini bekerja mengabdi sebagai perawat tanaman di lahan konservasi itu. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

9 Juli 2021 00:00 WIB

Petugas merawat tanaman salak condet di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC), Balekambang, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Soal rasa, salak condet memiliki keunikan memiliki tiga varian sekaligus, yaitu manis, asam, dan sepat. Namun, rasa sepatnya tidak dominan. Selain itu, salak Condet juga memiliki keistimewaan pada umur produktif yang panjang. Hingga berumur 70 tahun, salak condet masih bisa terus berbuah tanpa kenal musim. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Petugas merawat tanaman salak condet di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC), Balekambang, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Soal rasa, salak condet memiliki keunikan memiliki tiga varian sekaligus, yaitu manis, asam, dan sepat. Namun, rasa sepatnya tidak dominan. Selain itu, salak Condet juga memiliki keistimewaan pada umur produktif yang panjang. Hingga berumur 70 tahun, salak condet masih bisa terus berbuah tanpa kenal musim. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

9 Juli 2021 00:00 WIB

Buah-buah salak condet belum dipanen di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC), Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Masa tahun 1990-an menjadi awal dari perubahan nasib tanaman keluarga palem-paleman (Arecaceae) itu di Condet.?Arus urbanisasi mendorong alih fungsi lahan tempat salak condet tumbuh menjadi kawasan permukiman penduduk. Pohon salak dibabat, dinding-dinding rumah dibangun. Kini hijaunya Condet dengan banyaknya tanaman salak telah berganti dengan padatnya rumah-rumah penduduk. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Buah-buah salak condet belum dipanen di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC), Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Masa tahun 1990-an menjadi awal dari perubahan nasib tanaman keluarga palem-paleman (Arecaceae) itu di Condet.?Arus urbanisasi mendorong alih fungsi lahan tempat salak condet tumbuh menjadi kawasan permukiman penduduk. Pohon salak dibabat, dinding-dinding rumah dibangun. Kini hijaunya Condet dengan banyaknya tanaman salak telah berganti dengan padatnya rumah-rumah penduduk. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

9 Juli 2021 00:00 WIB

Petugas membawa bibit salak condet untuk ditanam di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC), Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Upaya pelestarian salak condet terus kini terus berpacu dengan pesatnya alih fungsi lahan hijau di Jakarta, termasuk Condet. Segala daya dan upaya terus dilakukan untuk satu tujuan, yaitu agar salak condet tidak punah dari bumi Jakarta. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Petugas membawa bibit salak condet untuk ditanam di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC), Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Mei 2021. Upaya pelestarian salak condet terus kini terus berpacu dengan pesatnya alih fungsi lahan hijau di Jakarta, termasuk Condet. Segala daya dan upaya terus dilakukan untuk satu tujuan, yaitu agar salak condet tidak punah dari bumi Jakarta. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

9 Juli 2021 00:00 WIB