Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Thailand Manfaatkan Limbah Plastik untuk Membuat APD

Seorang biksu Buddha mengenakan setelan Alat Pelindung Diri (APD) yang terbuat dari daur ulang plastik saat Thailand memerangi COVID-19 di Bangkok, Thailand 30 Agustus 2021. Pemerintah kota Bangkok dan kuil mendorong masyarakat untuk menyumbangkan botol plastik, yang akan didaur ulang menjadi Alat Pelindung Diri (APD).  REUTERS/Soe Zeya Tun
Seorang biksu Buddha mengenakan setelan Alat Pelindung Diri (APD) yang terbuat dari daur ulang plastik saat Thailand memerangi COVID-19 di Bangkok, Thailand 30 Agustus 2021. Pemerintah kota Bangkok dan kuil mendorong masyarakat untuk menyumbangkan botol plastik, yang akan didaur ulang menjadi Alat Pelindung Diri (APD). REUTERS/Soe Zeya Tun

3 September 2021 00:00 WIB

Seorang wanita menjahit pakaian APD yang terbuat dari plastik daur ulang untuk biksu Buddha yang bekerja sebagai sukarelawan saat Thailand memerangi pandemi COVID-19 di Bangkok, Thailand 30 Agustus 2021. Daur ulang plastik untuk membuat APD dapat juga untuk mengurangi sampah plastik. REUTERS/Soe Zeya Tun
Seorang wanita menjahit pakaian APD yang terbuat dari plastik daur ulang untuk biksu Buddha yang bekerja sebagai sukarelawan saat Thailand memerangi pandemi COVID-19 di Bangkok, Thailand 30 Agustus 2021. Daur ulang plastik untuk membuat APD dapat juga untuk mengurangi sampah plastik. REUTERS/Soe Zeya Tun

3 September 2021 00:00 WIB

Seorang wanita menjahit pakaian APD yang terbuat dari plastik daur ulang untuk biksu Buddha yang bekerja sebagai sukarelawan saat Thailand memerangi pandemi COVID-19 di Bangkok, Thailand 30 Agustus 2021. Pakaian APD yang didaur ulang juga dapat digunakan kembali hingga 20 kali setelah dicuci, sekaligus membantu mengurangi limbah medis yang dihasilkan selama pandemi. REUTERS/Soe Zeya Tun
Seorang wanita menjahit pakaian APD yang terbuat dari plastik daur ulang untuk biksu Buddha yang bekerja sebagai sukarelawan saat Thailand memerangi pandemi COVID-19 di Bangkok, Thailand 30 Agustus 2021. Pakaian APD yang didaur ulang juga dapat digunakan kembali hingga 20 kali setelah dicuci, sekaligus membantu mengurangi limbah medis yang dihasilkan selama pandemi. REUTERS/Soe Zeya Tun

3 September 2021 00:00 WIB

Seorang wanita melipat bahan APD yang terbuat dari plastik daur ulang untuk biksu Buddha yang bekerja sebagai sukarelawan saat Thailand memerangi pandemi COVID-19 di Bangkok, Thailand 30 Agustus 2021. Meskipun baju itu bukan kelas medis, tapu masih merupakan lapisan perlindungan bagi yang berurusan dengan mayat orang yang meninggal karena Covid-19. REUTERS/Soe Zeya Tun
Seorang wanita melipat bahan APD yang terbuat dari plastik daur ulang untuk biksu Buddha yang bekerja sebagai sukarelawan saat Thailand memerangi pandemi COVID-19 di Bangkok, Thailand 30 Agustus 2021. Meskipun baju itu bukan kelas medis, tapu masih merupakan lapisan perlindungan bagi yang berurusan dengan mayat orang yang meninggal karena Covid-19. REUTERS/Soe Zeya Tun

3 September 2021 00:00 WIB

Wanita bekerja di pabrik plastik untuk membuat bahan baku Alat Perlindungan Dirii (APD) di tengah pandemi Covid-19 di Bangkok, Thailand 1 September 2021. REUTERS/Soe Zeya Tun
Wanita bekerja di pabrik plastik untuk membuat bahan baku Alat Perlindungan Dirii (APD) di tengah pandemi Covid-19 di Bangkok, Thailand 1 September 2021. REUTERS/Soe Zeya Tun

3 September 2021 00:00 WIB

Seorang pria bekerja di pabrik plastik untuk membuat bahan baku Alat Perlindungan Dirii (APD) di tengah pandemi Covid-19 di Bangkok, Thailand 1 September 2021. REUTERS/Soe Zeya Tun
Seorang pria bekerja di pabrik plastik untuk membuat bahan baku Alat Perlindungan Dirii (APD) di tengah pandemi Covid-19 di Bangkok, Thailand 1 September 2021. REUTERS/Soe Zeya Tun

3 September 2021 00:00 WIB