Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wajah Irak yang Dilanda Kekeringan Ekstrem

Editor

Sebuah perahu tergeletak di tepi sungai Efrat yang kering, dekat Qere Qozaq yang dikendalikan oleh Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi, Suriah, 16 Oktober 2022. Di Suriah, ketinggian air di bendungan di Sungai Efrat turun hingga 5 meter, menyusut waduk dan meninggalkan petani berjuang untuk mengakses cadangan air yang tersisa. REUTERS/Orhan Qereman
Sebuah perahu tergeletak di tepi sungai Efrat yang kering, dekat Qere Qozaq yang dikendalikan oleh Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi, Suriah, 16 Oktober 2022. Di Suriah, ketinggian air di bendungan di Sungai Efrat turun hingga 5 meter, menyusut waduk dan meninggalkan petani berjuang untuk mengakses cadangan air yang tersisa. REUTERS/Orhan Qereman

3 Desember 2022 00:00 WIB

Tengkorak seekor keledai yang mati karena kekurangan makanan dan air tergeletak di tanah di desa Al-Bu Hussain yang terletak di tepi bekas kanal yang telah mengering, di Diwaniya, Irak 20 Oktober 2022.
Tengkorak seekor keledai yang mati karena kekurangan makanan dan air tergeletak di tanah di desa Al-Bu Hussain yang terletak di tepi bekas kanal yang telah mengering, di Diwaniya, Irak 20 Oktober 2022." Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi PBB di Irak, menambahkan bahwa negara itu adalah yang paling rentan kelima di dunia terhadap dampak pemanasan global karena kenaikan suhu, curah hujan yang lebih rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

3 Desember 2022 00:00 WIB

Residu garam terlihat di tanah pertanian yang gersang di Provinsi al-Muthanna, Irak, 11 Oktober 2022.
Residu garam terlihat di tanah pertanian yang gersang di Provinsi al-Muthanna, Irak, 11 Oktober 2022. "Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi PBB di Irak, seraya menambahkan bahwa negara itu adalah negara paling rentan kelima di dunia terhadap dampak dari pemanasan global karena kenaikan suhu, curah hujan yang lebih rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

3 Desember 2022 00:00 WIB

Seorang perempuan mengumpulkan air dari tangki air yang disimpan di luar rumahnya di desa Al-Bouzayyat, yang terletak di tepi bekas kanal yang mengering, di Diwaniya, Irak, 11 Oktober 2022.
Seorang perempuan mengumpulkan air dari tangki air yang disimpan di luar rumahnya di desa Al-Bouzayyat, yang terletak di tepi bekas kanal yang mengering, di Diwaniya, Irak, 11 Oktober 2022. "Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Irak, menambahkan bahwa negara itu adalah negara kelima paling rentan di dunia terhadap dampak pemanasan global akibat kenaikan suhu, curah hujan rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

3 Desember 2022 00:00 WIB

Anak-anak bermain bola di dasar sungai Shatt al Mashkhab yang mengering, di kota Najaf, Irak, 10 Oktober 2022.
Anak-anak bermain bola di dasar sungai Shatt al Mashkhab yang mengering, di kota Najaf, Irak, 10 Oktober 2022. "Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi PBB di Irak, menambahkan bahwa negara itu kelima di dunia yang paling rentan terhadap dampak dari pemanasan global karena kenaikan suhu, curah hujan yang lebih rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

3 Desember 2022 00:00 WIB

Desa Al-Bu Hussain yang berada di tepi bekas kanal yang mengering, terlihat dari atas di Diwaniya, Irak, 14 Oktober 2022. Foto diambil dengan drone.
Desa Al-Bu Hussain yang berada di tepi bekas kanal yang mengering, terlihat dari atas di Diwaniya, Irak, 14 Oktober 2022. Foto diambil dengan drone. "Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Irak, menambahkan bahwa negara itu adalah yang paling rentan kelima di dunia terhadap dampak pemanasan global karena kenaikan suhu, curah hujan yang lebih rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

3 Desember 2022 00:00 WIB