Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebuah Potrait Warga Miskin di Haiti

Siswa memegang piring mereka menunggu  juru masak sekolah memberikan  gandum bulgur dan hidangan kacang di sekolah umum di Bombardopolis, Haiti (25/3). Kekeringan di  bagian yang paling terpencil negara yang paling miskin di belahan bumi. AP/Dieu Nalio Chery
Siswa memegang piring mereka menunggu juru masak sekolah memberikan gandum bulgur dan hidangan kacang di sekolah umum di Bombardopolis, Haiti (25/3). Kekeringan di bagian yang paling terpencil negara yang paling miskin di belahan bumi. AP/Dieu Nalio Chery

28 Maret 2014 00:00 WIB

Jacson Beltinor (4), berdiri di depan rumahnya di Bombardopolis, barat laut Haiti (26/3).
Jacson Beltinor (4), berdiri di depan rumahnya di Bombardopolis, barat laut Haiti (26/3). "Kadang-kadang Anda menghabiskan beberapa hari tanpa makanan." kata ayah Jacson, Jean-Romain Beltinor. AP/Dieu Nalio Chery

28 Maret 2014 00:00 WIB

Sherlie Jean-Baptiste, bayi berusia 8 bulan tidur di tempat tidur di Rumah Sakit Evangelique di mana dia sedang dirawat karena gizi buruk di Bombardopolis, Haiti (25/3). Kekurangan gizi kronis yang mempengaruhi seperempat orang di kawasan itu. Sejak itu, gizi buruk pada anak-anak telah melonjak, kata Iman Leach, seorang administrator di Rumah Sakit Injili di Bombardopolis. AP/Dieu Nalio Chery
Sherlie Jean-Baptiste, bayi berusia 8 bulan tidur di tempat tidur di Rumah Sakit Evangelique di mana dia sedang dirawat karena gizi buruk di Bombardopolis, Haiti (25/3). Kekurangan gizi kronis yang mempengaruhi seperempat orang di kawasan itu. Sejak itu, gizi buruk pada anak-anak telah melonjak, kata Iman Leach, seorang administrator di Rumah Sakit Injili di Bombardopolis. AP/Dieu Nalio Chery

28 Maret 2014 00:00 WIB

Jeanilia Jean-Baptiste (38), berdiri di pintu masuk rumahnya, dikelilingi oleh 5 anak-anaknya, selama wawancara di Bombardopolis, Haiti (25/3). Jean-Baptiste mengatakan ia menerima $ 35 sumbangan pemerintah pada bulan September.
Jeanilia Jean-Baptiste (38), berdiri di pintu masuk rumahnya, dikelilingi oleh 5 anak-anaknya, selama wawancara di Bombardopolis, Haiti (25/3). Jean-Baptiste mengatakan ia menerima $ 35 sumbangan pemerintah pada bulan September. "Saya menghabiskan uang untuk biaya sekolah, sepatu untuk anak-anak saya tapi itu tidak cukup," katanya. AP/Dieu Nalio Chery

28 Maret 2014 00:00 WIB

Rosemika Beltinor, memegang sendok dan mangkuk di tangan berjalan mengelilingi rumahnya untuk mencari makan, di Bombardopolis, di barat laut Haiti (25/3).
Rosemika Beltinor, memegang sendok dan mangkuk di tangan berjalan mengelilingi rumahnya untuk mencari makan, di Bombardopolis, di barat laut Haiti (25/3). "Hujan tidak jatuh. Saya tidak bisa memberi makan keluarga saya, "kata ayah Rosemika, Jean-Romain Beltinor. "Kadang-kadang Anda menghabiskan beberapa hari tanpa makanan." AP/Dieu Nalio Chery

28 Maret 2014 00:00 WIB

Jeannes Beltinor (5) dan adik Katinaeil, berdiri di luar rumah mereka di Bombardopolis, barat laut Haiti (25/3).
Jeannes Beltinor (5) dan adik Katinaeil, berdiri di luar rumah mereka di Bombardopolis, barat laut Haiti (25/3). "Ketika mereka lahir mereka tampak seperti anak-anak yang biasa yang sehat, tetapi setelah dewasa mereka sudah mulai terlihat tidak sehat karena kurangnya makanan bergizi. AP/Dieu Nalio Chery

28 Maret 2014 00:00 WIB