Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kehidupan Warga di "Kampung Idiot" Ponorogo

Suhananto (30 tahun), penerita gangguan mental duduk di dalam kurungan di kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa Timur, 26 Maret 2016. Lebih dari 400 orang menderita cacat psikososial di Ponorogo. Ulet Ifansasti/Getty Images
Suhananto (30 tahun), penerita gangguan mental duduk di dalam kurungan di kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa Timur, 26 Maret 2016. Lebih dari 400 orang menderita cacat psikososial di Ponorogo. Ulet Ifansasti/Getty Images

28 Maret 2016 00:00 WIB

Andika (17 tahun), penderita Down syndrome, dimandikan ibunya di desa Sidoarjo, Ponorogo, 25 Maret 2016. Bocah ini mengalami kelumpuhan dan bisu sejak masih bayi. Pemerintah dan warga menyebut incest, malnutrisi dan kekurangan yodium sebagai penyebab penyakit mental di kampung ini. Ulet Ifansasti/Getty Images
Andika (17 tahun), penderita Down syndrome, dimandikan ibunya di desa Sidoarjo, Ponorogo, 25 Maret 2016. Bocah ini mengalami kelumpuhan dan bisu sejak masih bayi. Pemerintah dan warga menyebut incest, malnutrisi dan kekurangan yodium sebagai penyebab penyakit mental di kampung ini. Ulet Ifansasti/Getty Images

28 Maret 2016 00:00 WIB

Simus (kanan), penderita Down syndrome dan adiknya, Gondek, 50, berdiri di depan rumah mereka di desa Krebet, Ponorogo, 24 Maret 2016. Desa Sidoharjo, Karangpatihan dan Krebet, dijuluki
Simus (kanan), penderita Down syndrome dan adiknya, Gondek, 50, berdiri di depan rumah mereka di desa Krebet, Ponorogo, 24 Maret 2016. Desa Sidoharjo, Karangpatihan dan Krebet, dijuluki "Kampung Idiot" karena banyak warganya yang mengalami gangguan mental. Ulet Ifansasti/Getty Images

28 Maret 2016 00:00 WIB

Warga dengan Down syndrome mengikuti sesi keterampilan di 'Rumah Kasih Sayang' di Desa Krebet, Ponorogo, 27 Maret 2016. Sebagian warga kampung ini hidup di bawah garis kemiskinan dengan pengeluaran keluarga Rp 400.000-700.000 per bulan. Ulet Ifansasti/Getty Images
Warga dengan Down syndrome mengikuti sesi keterampilan di 'Rumah Kasih Sayang' di Desa Krebet, Ponorogo, 27 Maret 2016. Sebagian warga kampung ini hidup di bawah garis kemiskinan dengan pengeluaran keluarga Rp 400.000-700.000 per bulan. Ulet Ifansasti/Getty Images

28 Maret 2016 00:00 WIB

Judi (45), penderita gangguan mental yang telah dipasung selama 16 tahun oleh orang tuanya di Jambon, Ponorogo, 26 Maret 2016. Umumnya para penderita cacat psikososial dipasung, atau dikurung dalam ruang tertutup, yang telah dilarang pemerintah pada 1977, namun masih dilakukan warga. Ulet Ifansasti/Getty Images
Judi (45), penderita gangguan mental yang telah dipasung selama 16 tahun oleh orang tuanya di Jambon, Ponorogo, 26 Maret 2016. Umumnya para penderita cacat psikososial dipasung, atau dikurung dalam ruang tertutup, yang telah dilarang pemerintah pada 1977, namun masih dilakukan warga. Ulet Ifansasti/Getty Images

28 Maret 2016 00:00 WIB

Saudara kembar penderita Down Syndrome, Sumaria dan Sumarni (41 tahun), menjalani pelatihan keterampilan lembaga amal  'Rumah Kasih Sayang' di Krebet, Ponorogo, 27 Maret 2016.  Menurut Human Rights Watch, lebih dari 57.000 orang pernah dipasung sekali dalam hidup mereka dan sekitar 18.800 saat ini sedang menjalani pasungan. Ulet Ifansasti/Getty Images
Saudara kembar penderita Down Syndrome, Sumaria dan Sumarni (41 tahun), menjalani pelatihan keterampilan lembaga amal 'Rumah Kasih Sayang' di Krebet, Ponorogo, 27 Maret 2016. Menurut Human Rights Watch, lebih dari 57.000 orang pernah dipasung sekali dalam hidup mereka dan sekitar 18.800 saat ini sedang menjalani pasungan. Ulet Ifansasti/Getty Images

28 Maret 2016 00:00 WIB