Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Venezuela. Air Bersih Menjadi Barang Paling Berharga

Editor

Seorang lelaki membawa galon air di dalam sebuah blok apartemen di Caracas, Venezuela, 18 Maret 2019. Sudah lebih dari satu bulan warga Venezuela tidak terima air bersih dari kran mereka setelah adanya pemadaman listrik. REUTERS/Carlos Jasso
Seorang lelaki membawa galon air di dalam sebuah blok apartemen di Caracas, Venezuela, 18 Maret 2019. Sudah lebih dari satu bulan warga Venezuela tidak terima air bersih dari kran mereka setelah adanya pemadaman listrik. REUTERS/Carlos Jasso

23 Maret 2019 00:00 WIB

Seorang lelaki memandikan anaknya di teras di luar blok apartemen di Caracas, Venezuela, 17 Maret 2019. Susahnya air, warga Venezuela mandi, mencuci pakaian dan piring, dan memasak hanya menggunakan dengan beberapa liter air perharinya. REUTERS/Carlos Jasso
Seorang lelaki memandikan anaknya di teras di luar blok apartemen di Caracas, Venezuela, 17 Maret 2019. Susahnya air, warga Venezuela mandi, mencuci pakaian dan piring, dan memasak hanya menggunakan dengan beberapa liter air perharinya. REUTERS/Carlos Jasso

23 Maret 2019 00:00 WIB

Yudith Contreras, seorang pengacara berusia 49 tahun, yang tinggal di lantai 9, berdiri di samping tangki airnya di atap blok apartemennya di pusat kota Caracas, Venezuela, 18 Maret 2019. Contreras mengatakan keluarganya mendaur ulang air dengan menggunakan tangki air tersebut untuk menyiram toilet. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Yudith Contreras, seorang pengacara berusia 49 tahun, yang tinggal di lantai 9, berdiri di samping tangki airnya di atap blok apartemennya di pusat kota Caracas, Venezuela, 18 Maret 2019. Contreras mengatakan keluarganya mendaur ulang air dengan menggunakan tangki air tersebut untuk menyiram toilet. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

23 Maret 2019 00:00 WIB

Ember-ember berisi air berdiri di samping mesin cuci di atap sebuah blok apartemen di Caracas, Venezuela, 17 Maret 2019. Dari permukiman kumuh termiskin, hingga lingkungan terkaya, pemangkasan aliran air ke seluruh masyarakat Venezuela mengalami krisis ekonomi terdalam di negara itu. REUTERS/Carlos Jasso
Ember-ember berisi air berdiri di samping mesin cuci di atap sebuah blok apartemen di Caracas, Venezuela, 17 Maret 2019. Dari permukiman kumuh termiskin, hingga lingkungan terkaya, pemangkasan aliran air ke seluruh masyarakat Venezuela mengalami krisis ekonomi terdalam di negara itu. REUTERS/Carlos Jasso

23 Maret 2019 00:00 WIB

Botol plastik kosong yang digunakan untuk menampung air disimpan di dapur Wilson Hernandez, yang tinggal di lantai 4 blok apartemen di pusat kota Caracas, Venezuela, 18 Maret 2019. Dengan botol 5 liter berisi air bersih berharga sekitar $ 2 atau sekitar Rp 28.000 di Caracassupermarket, di luar jangkauan banyak orang berpenghasilan rendah di Venezuela, di mana upah minimum bulanan hanya sekitar $ 6 atau Rp85.000 setiap bulan. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Botol plastik kosong yang digunakan untuk menampung air disimpan di dapur Wilson Hernandez, yang tinggal di lantai 4 blok apartemen di pusat kota Caracas, Venezuela, 18 Maret 2019. Dengan botol 5 liter berisi air bersih berharga sekitar $ 2 atau sekitar Rp 28.000 di Caracassupermarket, di luar jangkauan banyak orang berpenghasilan rendah di Venezuela, di mana upah minimum bulanan hanya sekitar $ 6 atau Rp85.000 setiap bulan. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

23 Maret 2019 00:00 WIB

Wadah plastik merah berisi air untuk mencuci piring terlihat di dapur Jenny Montana, di lantai 9 blok apartemen di pusat kota Caracas, Venezuela, 18 Maret 2019. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Wadah plastik merah berisi air untuk mencuci piring terlihat di dapur Jenny Montana, di lantai 9 blok apartemen di pusat kota Caracas, Venezuela, 18 Maret 2019. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

23 Maret 2019 00:00 WIB