Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir Jepang, 21 Tewas dan Puluhan Lainnya Hilang

Editor

Petugas penyelamat mencari orang-orang yang hilang di lokasi tanah longsor yang disebabkan akibat hujan lebat dan banjir di kota Tsunagi, Prefektur Kumamoto, Jepang barat, 6 Juli 2020. Hampir 40 orang dikhawatirkan meninggal dalam banjir Jepang ketika hujan lebat terus melanda pulau Kyushu di barat daya Jepang, dengan tepian sungai berisiko meluap pada Senin pagi dan perintah evakuasi baru diberlakukan. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS
Petugas penyelamat mencari orang-orang yang hilang di lokasi tanah longsor yang disebabkan akibat hujan lebat dan banjir di kota Tsunagi, Prefektur Kumamoto, Jepang barat, 6 Juli 2020. Hampir 40 orang dikhawatirkan meninggal dalam banjir Jepang ketika hujan lebat terus melanda pulau Kyushu di barat daya Jepang, dengan tepian sungai berisiko meluap pada Senin pagi dan perintah evakuasi baru diberlakukan. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS

7 Juli 2020 00:00 WIB

Petugas penyelamat mencari orang-orang yang hilang di lokasi tanah longsor yang disebabkan akibat hujan lebat dan banjir di kota Tsunagi, Prefektur Kumamoto, Jepang barat, 6 Juli 2020. Para pejabat mengatakan 24 orang telah dipastikan tewas. 16 lainnya tanpa tanda-tanda vital, dan 12 lainnya hilang, menurut laporan NHK, 6 Juli 2020. 
Mandatory credit Kyodo/via REUTERS
Petugas penyelamat mencari orang-orang yang hilang di lokasi tanah longsor yang disebabkan akibat hujan lebat dan banjir di kota Tsunagi, Prefektur Kumamoto, Jepang barat, 6 Juli 2020. Para pejabat mengatakan 24 orang telah dipastikan tewas. 16 lainnya tanpa tanda-tanda vital, dan 12 lainnya hilang, menurut laporan NHK, 6 Juli 2020. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS

7 Juli 2020 00:00 WIB

Petugas penyelamat mencari orang-orang yang hilang di lokasi tanah longsor yang disebabkan akibat hujan lebat dan banjir di kota Tsunagi, Prefektur Kumamoto, Jepang barat, 6 Juli 2020. Petugas penyelamat terus mencari orang hilang di Prefektur Kumamoto, Jepang barat daya, setelah rekor curah hujan memicu banjir dan tanah longsor selama akhir pekan. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS
Petugas penyelamat mencari orang-orang yang hilang di lokasi tanah longsor yang disebabkan akibat hujan lebat dan banjir di kota Tsunagi, Prefektur Kumamoto, Jepang barat, 6 Juli 2020. Petugas penyelamat terus mencari orang hilang di Prefektur Kumamoto, Jepang barat daya, setelah rekor curah hujan memicu banjir dan tanah longsor selama akhir pekan. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS

7 Juli 2020 00:00 WIB

Penduduk setempat mencoba untuk menghilangkan puing-puing di daerah banjir yang disebabkan oleh hujan lebat di Hitoyoshi, prefektur Kumamoto, Jepang selatan, 7 Juli 2020. NHK melaporkan sembilan sungai, termasuk Sungai Kuma, meluap di lebih dari 10 lokasi, menggenangi wilayah yang luas. Tanah longsor mengubur rumah dan memblokir jalan. Sembilan orang tewas di Kota Hitoyoshi. Lainnya dilaporkan tanpa tanda-tanda vital, dan empat hilang Mandatory credit Kyodo/via REUTERS
Penduduk setempat mencoba untuk menghilangkan puing-puing di daerah banjir yang disebabkan oleh hujan lebat di Hitoyoshi, prefektur Kumamoto, Jepang selatan, 7 Juli 2020. NHK melaporkan sembilan sungai, termasuk Sungai Kuma, meluap di lebih dari 10 lokasi, menggenangi wilayah yang luas. Tanah longsor mengubur rumah dan memblokir jalan. Sembilan orang tewas di Kota Hitoyoshi. Lainnya dilaporkan tanpa tanda-tanda vital, dan empat hilang Mandatory credit Kyodo/via REUTERS

7 Juli 2020 00:00 WIB

Sepasang suami istri melihat-lihat umah orang tua mereka yang rusak akibat diterjang hujan deras dan banjir di kota Kuma, Prefektur Kumamoto, Jepang barat, 6 Juli 2020. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS
Sepasang suami istri melihat-lihat umah orang tua mereka yang rusak akibat diterjang hujan deras dan banjir di kota Kuma, Prefektur Kumamoto, Jepang barat, 6 Juli 2020. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS

7 Juli 2020 00:00 WIB

Penduduk setempat diselamatkan oleh tentara Pasukan Bela Diri Jepang menggunakan perahu di jalan banjir, yang disebabkan oleh hujan lebat di Omuta, prefektur Fukuoka, Jepang selatan 7 Juli 2020. Pejabat badan cuaca mendesak orang-orang agar waspada terhadap longsoran lumpur, meluapnya sungai, dan banjir di daerah dataran rendah. Banjir Jepang ini adalah bencana alam terburuk di Jepang sejak Topan Hagibis pada Oktober tahun lalu yang menewaskan sekitar 90 orang. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS
Penduduk setempat diselamatkan oleh tentara Pasukan Bela Diri Jepang menggunakan perahu di jalan banjir, yang disebabkan oleh hujan lebat di Omuta, prefektur Fukuoka, Jepang selatan 7 Juli 2020. Pejabat badan cuaca mendesak orang-orang agar waspada terhadap longsoran lumpur, meluapnya sungai, dan banjir di daerah dataran rendah. Banjir Jepang ini adalah bencana alam terburuk di Jepang sejak Topan Hagibis pada Oktober tahun lalu yang menewaskan sekitar 90 orang. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS

7 Juli 2020 00:00 WIB