Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memanfaatkan Perpustakaan Desa di Tengah Pandemi COVID-19

Editor

Siswa SD memilih buku yang tersedia di perpustakaan desa, di Perpustakaan Sabha Widya Sradha, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 24 September 2020. Merebaknya wabah COVID-19 di Indonesia mengakibatkan pendidikan formal tidak berjalan normal, sekolah-sekolah menerapkan kegiatan belajar secara daring yang dinilai bermanfaat untuk melindungi peserta didik dari penularan virus itu dan mencegah munculnya klaster sekolah. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Siswa SD memilih buku yang tersedia di perpustakaan desa, di Perpustakaan Sabha Widya Sradha, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 24 September 2020. Merebaknya wabah COVID-19 di Indonesia mengakibatkan pendidikan formal tidak berjalan normal, sekolah-sekolah menerapkan kegiatan belajar secara daring yang dinilai bermanfaat untuk melindungi peserta didik dari penularan virus itu dan mencegah munculnya klaster sekolah. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

7 Mei 2021 00:00 WIB

Siswa membaca buku yang tersedia di perpustakaan desa, di Perpustakaan Sabha Widya Sradha, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 22 Februari 2021. Penerapan kegiatan belajar secara daring itu juga memiliki kekurangan yang bisa berdampak buruk bagi perkembangan belajar anak-anak. Banyak orang tua siswa mengeluh mengenai kegiatan belajar secara daring yang dinilai kurang efektif karena keterbatasan akses internet, berkurangnya interaksi dengan pengajar, minimnya pemahaman terhadap materi dan tingginya biaya kuota internet. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Siswa membaca buku yang tersedia di perpustakaan desa, di Perpustakaan Sabha Widya Sradha, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 22 Februari 2021. Penerapan kegiatan belajar secara daring itu juga memiliki kekurangan yang bisa berdampak buruk bagi perkembangan belajar anak-anak. Banyak orang tua siswa mengeluh mengenai kegiatan belajar secara daring yang dinilai kurang efektif karena keterbatasan akses internet, berkurangnya interaksi dengan pengajar, minimnya pemahaman terhadap materi dan tingginya biaya kuota internet. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

7 Mei 2021 00:00 WIB

Petugas mengumpulkan buku sumbangan dari masyarakat sebelum ditata pada rak lemari perpustakaan desa, di Perpustakaan Sabha Widya Sradha, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 22 Februari 2021. Desa Sumerta Kelod memanfaatkan perpustakaan desa yang berdiri sejak tahun 2016 untuk membangun budaya membaca membantu siswa belajar di luar lingkungan sekolah dengan menyediakan fasilitas wifi gratis sebagai penunjang kegiatan belajar daring selama masa COVID-19. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas mengumpulkan buku sumbangan dari masyarakat sebelum ditata pada rak lemari perpustakaan desa, di Perpustakaan Sabha Widya Sradha, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 22 Februari 2021. Desa Sumerta Kelod memanfaatkan perpustakaan desa yang berdiri sejak tahun 2016 untuk membangun budaya membaca membantu siswa belajar di luar lingkungan sekolah dengan menyediakan fasilitas wifi gratis sebagai penunjang kegiatan belajar daring selama masa COVID-19. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

7 Mei 2021 00:00 WIB

Siswa belajar secara daring dengan memanfaatkan fasilitas wifi gratis di perpustakaan desa, di Perpustakaan Sabha Widya Sradha, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 22 Februari 2021. Perpustakaan desa yang dibuka setiap hari Senin hingga Sabtu pada pukul 09.00 ? 16.00 WITA tersebut menyediakan sekitar 600 buku kategori untuk pelajar sekolah dasar, SMP, SMA/SMK hingga bacaan umum yang merupakan bantuan CSR dan sumbangan dari masyarakat melalui bank buku. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Siswa belajar secara daring dengan memanfaatkan fasilitas wifi gratis di perpustakaan desa, di Perpustakaan Sabha Widya Sradha, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 22 Februari 2021. Perpustakaan desa yang dibuka setiap hari Senin hingga Sabtu pada pukul 09.00 ? 16.00 WITA tersebut menyediakan sekitar 600 buku kategori untuk pelajar sekolah dasar, SMP, SMA/SMK hingga bacaan umum yang merupakan bantuan CSR dan sumbangan dari masyarakat melalui bank buku. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

7 Mei 2021 00:00 WIB

Siswa SD menulis aksara Bali pada papan saat kegiatan belajar nonformal di perpustakaan desa di Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 24 September 2020. Kegiatan belajar nonformal yang digelar pada masa pandemi di perpustakaan itu melibatkan relawan dari kalangan mahasiwa, aparat desa bahkan polisi untuk memberikan bimbingan dan meningkatkan semangat belajar anak. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Siswa SD menulis aksara Bali pada papan saat kegiatan belajar nonformal di perpustakaan desa di Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 24 September 2020. Kegiatan belajar nonformal yang digelar pada masa pandemi di perpustakaan itu melibatkan relawan dari kalangan mahasiwa, aparat desa bahkan polisi untuk memberikan bimbingan dan meningkatkan semangat belajar anak. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

7 Mei 2021 00:00 WIB

Relawan mengajarkan siswa SD cara menulis aksara Bali saat kegiatan belajar nonformal di perpustakaan desa di Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 24 September 2020. Kunjungan siswa ke perpustakaan desa itu saat ini dibatasi maksimal 10 anak dengan menerapkan protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Relawan mengajarkan siswa SD cara menulis aksara Bali saat kegiatan belajar nonformal di perpustakaan desa di Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, 24 September 2020. Kunjungan siswa ke perpustakaan desa itu saat ini dibatasi maksimal 10 anak dengan menerapkan protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

7 Mei 2021 00:00 WIB