Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melihat Proses Pembuatan Kain Jumputan

Pekerja memberikan pewarna pada kain dalam pembuatan Kain Jumputan di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Kain jumputan atau kain pelangi merupakan kerajinan tenun yang dihasilkan dengan teknik jumputan (tie and dye). Bram Selo Agung/Tempo
Pekerja memberikan pewarna pada kain dalam pembuatan Kain Jumputan di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Kain jumputan atau kain pelangi merupakan kerajinan tenun yang dihasilkan dengan teknik jumputan (tie and dye). Bram Selo Agung/Tempo

27 Agustus 2015 00:00 WIB

Pekerja membuat pola di atas kain berwarna putih dalam pembuatan Kain Jumputan di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Pembuatan kain jumputan mengenal metode strich and dye, yaitu membuat jelujur dengan benang pada bidang kain dengan mengikuti pola yang telah ditentukan. Bram Selo Agung/Tempo
Pekerja membuat pola di atas kain berwarna putih dalam pembuatan Kain Jumputan di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Pembuatan kain jumputan mengenal metode strich and dye, yaitu membuat jelujur dengan benang pada bidang kain dengan mengikuti pola yang telah ditentukan. Bram Selo Agung/Tempo

27 Agustus 2015 00:00 WIB

Pekerja mengikat tali dengan mengikuti pola di atas kain puith yang akan dibuat sebagai Kain Jumputan di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Rumah industri kain Jumputan ini didirikan sejak 1923. Bram Selo Agung/Tempo
Pekerja mengikat tali dengan mengikuti pola di atas kain puith yang akan dibuat sebagai Kain Jumputan di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Rumah industri kain Jumputan ini didirikan sejak 1923. Bram Selo Agung/Tempo

27 Agustus 2015 00:00 WIB

Pekerja memberikan pewarna kain dalam pembuatan Kain Jumputan di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Pewarnaan kain Jumputan tersebut dilakukan dengan cara direbus. Bram Selo Agung/Tempo
Pekerja memberikan pewarna kain dalam pembuatan Kain Jumputan di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Pewarnaan kain Jumputan tersebut dilakukan dengan cara direbus. Bram Selo Agung/Tempo

27 Agustus 2015 00:00 WIB

Pekerja membilas kain yang telah diberi warna dengan cara direbus dengan air bersih dalam pembuatan Kain Jumputan di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Kain Jumputan biasanya menggunakan bahan dasar kain Katun, Krayon, dan Sutera. Bram Selo Agung/Tempo
Pekerja membilas kain yang telah diberi warna dengan cara direbus dengan air bersih dalam pembuatan Kain Jumputan di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Kain Jumputan biasanya menggunakan bahan dasar kain Katun, Krayon, dan Sutera. Bram Selo Agung/Tempo

27 Agustus 2015 00:00 WIB

Pekerja menjemur kain Jumputan yang telah dibuat di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Kain Jumputan tersebut dijual dengan harga 55 ribu hingga 200 ribu per dua meternya yang dijual ke pulau Jawa hingga Kalimantan. Bram Selo Agung/Tempo
Pekerja menjemur kain Jumputan yang telah dibuat di kawasan Penumping, Surakarta, Jawa Tengah, 27 Agustus 2015. Kain Jumputan tersebut dijual dengan harga 55 ribu hingga 200 ribu per dua meternya yang dijual ke pulau Jawa hingga Kalimantan. Bram Selo Agung/Tempo

27 Agustus 2015 00:00 WIB