Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO Nyatakan Virus Zika Darurat Kesehatan Internasional

Germana Soares, menggendong anaknya yang baru berusia dua bulan Guilherme Soares Amorim, yang lahir dengan microcephaly di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. REUTERS/Ueslei Marcelino
Germana Soares, menggendong anaknya yang baru berusia dua bulan Guilherme Soares Amorim, yang lahir dengan microcephaly di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. REUTERS/Ueslei Marcelino

2 Februari 2016 00:00 WIB

Germana Soares, memasangkan kaos kaki pada anaknya Guilherme Soares Amorim, yang lahir dengan microcephaly di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. WHO memperingatkan minggu lalu bahwa virus Zika menyebar cepat di Amerika dan menyebutkan bahwa di kawasan itu, kasus Zika sudah mencapai 4 juta untuk tahun ini. REUTERS/Ueslei Marcelino
Germana Soares, memasangkan kaos kaki pada anaknya Guilherme Soares Amorim, yang lahir dengan microcephaly di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. WHO memperingatkan minggu lalu bahwa virus Zika menyebar cepat di Amerika dan menyebutkan bahwa di kawasan itu, kasus Zika sudah mencapai 4 juta untuk tahun ini. REUTERS/Ueslei Marcelino

2 Februari 2016 00:00 WIB

Foto Germana Soares, ibu dari Guilherme Soares Amorim yang terlahir dengan microcephaly di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. Gejala virus Zika sampai sekarang tampak jinak, indikasi meningkat hubungan antara microcephaly dan gangguan saraf langka memicu kewaspadaan. REUTERS/Ueslei Marcelino
Foto Germana Soares, ibu dari Guilherme Soares Amorim yang terlahir dengan microcephaly di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. Gejala virus Zika sampai sekarang tampak jinak, indikasi meningkat hubungan antara microcephaly dan gangguan saraf langka memicu kewaspadaan. REUTERS/Ueslei Marcelino

2 Februari 2016 00:00 WIB

Guilherme Soares Amorim, yang terlahir microcephaly saat berada di rumahnya di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. Microcephaly dan komplikasi neurologis lainnya merupakan suatu peristiwa luar biasa dan ancaman kesehatan masyarakat untuk bagian lain dari dunia. REUTERS/Ueslei Marcelino
Guilherme Soares Amorim, yang terlahir microcephaly saat berada di rumahnya di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. Microcephaly dan komplikasi neurologis lainnya merupakan suatu peristiwa luar biasa dan ancaman kesehatan masyarakat untuk bagian lain dari dunia. REUTERS/Ueslei Marcelino

2 Februari 2016 00:00 WIB

Glecion Fernando, memegang anaknya berusia dua bulan Guilherme Soares Amorim, yang lahir dengan microcephaly di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. WHO menyatakan, lonjakan dalam kasus microchepaly, sebuah kondisi buruk ketika bayi dilahirkan dengan otak dan kepala kecil, kemungkinan disebabkan virus Zika. REUTERS/Ueslei Marcelino
Glecion Fernando, memegang anaknya berusia dua bulan Guilherme Soares Amorim, yang lahir dengan microcephaly di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. WHO menyatakan, lonjakan dalam kasus microchepaly, sebuah kondisi buruk ketika bayi dilahirkan dengan otak dan kepala kecil, kemungkinan disebabkan virus Zika. REUTERS/Ueslei Marcelino

2 Februari 2016 00:00 WIB

Guilherme Soares Amorim, yang lahir dengan microcephaly sedang diukur kepalanya oleh ibunya Germana Soares dirumahnya di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. WHO menyatakan darurat kesehatan internasional, karena lonjakan jumlah bayi cacat yang lahir di Amerika Selatan
Guilherme Soares Amorim, yang lahir dengan microcephaly sedang diukur kepalanya oleh ibunya Germana Soares dirumahnya di Ipojuca, Brasil, 1 Februari 2016. WHO menyatakan darurat kesehatan internasional, karena lonjakan jumlah bayi cacat yang lahir di Amerika Selatan "diduga kuat" disebabkan oleh virus Zika. REUTERS/Ueslei Marcelino

2 Februari 2016 00:00 WIB