Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Nelayan Danau Singkarak Menjaga Populasi Ikan Bilih

Editor

Nelayan menunjukkan ikan bilih yang didapatnya dari beberapa kali menjala, di Muara Sumpu, Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, 21 Oktober 2018. Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis), merupakan ikan endemik Danau Singkarak yang berukuran sekitar 6-12 sentimeter. Ikan tersebut hanya dapat ditemui di selingkar Danau Singkarak, yang berada di dua kabupaten, yakni Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Nelayan menunjukkan ikan bilih yang didapatnya dari beberapa kali menjala, di Muara Sumpu, Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, 21 Oktober 2018. Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis), merupakan ikan endemik Danau Singkarak yang berukuran sekitar 6-12 sentimeter. Ikan tersebut hanya dapat ditemui di selingkar Danau Singkarak, yang berada di dua kabupaten, yakni Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 November 2018 00:00 WIB

Nelayan mencari ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) dengan menebar jala di Muara Sumpu, 21 Oktober 2018. Siklus hidup ikan bilih, dimulai dari danau, lalu naik ke sungai untuk bereproduksi, dan anak-anak ikan dari telur yang telah dibuahi akan kembali ke danau. Satu ekor ikan bilih bisa bertelur sampai 5.000 butir, dan daya tetasnya sampai 90 persen. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Nelayan mencari ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) dengan menebar jala di Muara Sumpu, 21 Oktober 2018. Siklus hidup ikan bilih, dimulai dari danau, lalu naik ke sungai untuk bereproduksi, dan anak-anak ikan dari telur yang telah dibuahi akan kembali ke danau. Satu ekor ikan bilih bisa bertelur sampai 5.000 butir, dan daya tetasnya sampai 90 persen. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 November 2018 00:00 WIB

Nelayan memantau ikan bilih dari atas perahunya, sebelum melepaskan jala di Batu Baraguang, Sumpu, Danau Singkarak, 21 Oktober 2018. Meski daya tetas tinggi, populasi ikan bilih tetap tergerus akibat minimnya aturan penangkapan, sehingga harga jualnya pun melonjak. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Nelayan memantau ikan bilih dari atas perahunya, sebelum melepaskan jala di Batu Baraguang, Sumpu, Danau Singkarak, 21 Oktober 2018. Meski daya tetas tinggi, populasi ikan bilih tetap tergerus akibat minimnya aturan penangkapan, sehingga harga jualnya pun melonjak. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 November 2018 00:00 WIB

Nelayan menarik jalanya di Batu Baraguang, Sumpu, Danau Singkarak, 21 Oktober 2018. Warga Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar, sejak dulu sudah melestarikan ikan bilih dan menjadi kearifan lokal dengan membuat sejumlah peraturan bagi nelayan, seperti tidak boleh menggunakan putas, setrum, menggunakan jaring langli (pukat) bahkan tidak ada yang memasang bagan yang mampu menangkap anak-anak ikan bilih. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Nelayan menarik jalanya di Batu Baraguang, Sumpu, Danau Singkarak, 21 Oktober 2018. Warga Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar, sejak dulu sudah melestarikan ikan bilih dan menjadi kearifan lokal dengan membuat sejumlah peraturan bagi nelayan, seperti tidak boleh menggunakan putas, setrum, menggunakan jaring langli (pukat) bahkan tidak ada yang memasang bagan yang mampu menangkap anak-anak ikan bilih. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 November 2018 00:00 WIB

Nelayan seusai mencari ikan bilih di Batu Baraguang, Sumpu, Danau Singkarak, 21 Oktober 2018. Namun dengan berkurangnya populasi ikan bilih secara drastis, Nagari Sumpu menambah peraturan di daerah mereka, yakni melarang warga luar Nagari Sumpu melakukan penangkapan ikan di sepanjang Batang Sumpu dengan cara atau alat apapun. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Nelayan seusai mencari ikan bilih di Batu Baraguang, Sumpu, Danau Singkarak, 21 Oktober 2018. Namun dengan berkurangnya populasi ikan bilih secara drastis, Nagari Sumpu menambah peraturan di daerah mereka, yakni melarang warga luar Nagari Sumpu melakukan penangkapan ikan di sepanjang Batang Sumpu dengan cara atau alat apapun. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 November 2018 00:00 WIB

Seorang nelayan bilih, Hendri (47), mengungkapkan sulitnya mencari ikan endemik itu di Muara Sumpu, Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, 21 Oktober 2018. Ikan bilih mentah yang harganya dapat mencapai Rp120 ribu per kilogram ini kini susah untuk didapat. Dalam sekali menjala, nelayan hanya mendapat 3-4 ekor. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Seorang nelayan bilih, Hendri (47), mengungkapkan sulitnya mencari ikan endemik itu di Muara Sumpu, Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, 21 Oktober 2018. Ikan bilih mentah yang harganya dapat mencapai Rp120 ribu per kilogram ini kini susah untuk didapat. Dalam sekali menjala, nelayan hanya mendapat 3-4 ekor. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 November 2018 00:00 WIB